Nisan-nisan yang Belum Berbunga
Rp 0
Penerbit: PT Binarcita Cipta Pratama
Penulis: Frans Delutherman Fatoh, S.Pd.K., dkk
Penyunting: Yuli
Desain layout dan sampul: Tama
Cetakan pertama, November 2025
vii + 78 hlm; 14x20 CM
ISBN: (Dalam proses)
Jilid: Softcover
Penulis: Frans Delutherman Fatoh, S.Pd.K., dkk
Penyunting: Yuli
Desain layout dan sampul: Tama
Cetakan pertama, November 2025
vii + 78 hlm; 14x20 CM
ISBN: (Dalam proses)
Jilid: Softcover
Blurb:
Dalam himpunan puisi ini, para penulis menyingkapkan lorong-lorong batin tempat kenangan, luka, dan harapan berdiam seperti cahaya redup yang tak kunjung padam. Di antara retakan hidup yang sunyi, mereka merawat getir, meraba kerinduan, dan menautkan diri pada serpih-sepih peristiwa yang tak pernah selesai dielus waktu. Setiap bait menjelma nisan metaforis—tak seluruhnya berbunga, namun tetap berdenyut—menyimpan getar eksistensial yang merambat halus ke relung jiwa pembaca.
Dari ragam suara yang lirih hingga yang menggelegak, antologi ini mengulum pergulatan manusia yang senantiasa belajar berdamai dengan takdirnya. Di sini, bahasa menjadi lengkara yang menuntun kita menelusuri jejak hening, menjumpai asa yang tumbuh dari kepekatan, serta mengakrabi perih yang perlahan menjelma keteguhan. Nisan-nisan yang Belum Berbunga adalah serenada kontemplatif tentang hidup yang tak sepenuhnya terang, namun selalu memberi kesempatan bagi setiap jiwa untuk kembali bertunas.
Dalam himpunan puisi ini, para penulis menyingkapkan lorong-lorong batin tempat kenangan, luka, dan harapan berdiam seperti cahaya redup yang tak kunjung padam. Di antara retakan hidup yang sunyi, mereka merawat getir, meraba kerinduan, dan menautkan diri pada serpih-sepih peristiwa yang tak pernah selesai dielus waktu. Setiap bait menjelma nisan metaforis—tak seluruhnya berbunga, namun tetap berdenyut—menyimpan getar eksistensial yang merambat halus ke relung jiwa pembaca.
Dari ragam suara yang lirih hingga yang menggelegak, antologi ini mengulum pergulatan manusia yang senantiasa belajar berdamai dengan takdirnya. Di sini, bahasa menjadi lengkara yang menuntun kita menelusuri jejak hening, menjumpai asa yang tumbuh dari kepekatan, serta mengakrabi perih yang perlahan menjelma keteguhan. Nisan-nisan yang Belum Berbunga adalah serenada kontemplatif tentang hidup yang tak sepenuhnya terang, namun selalu memberi kesempatan bagi setiap jiwa untuk kembali bertunas.
Diskusi